Setelah shalat subuh tadi isengku
menonton CD wisuda sarjana yang merekam
kejadian 22 Maret 2012, hari dimana aku dan teman sejawat menjadi wisudawan dan
resmi menjadi seorang sarjana.
Tak terasa 7 semester dibangku
kuliah begitu cepat rasanya berlalu.
Aku ingat, ketika aku masih
menjadi mahasiswa baru dan mengikuti kegiatan SPT di kampus selama seminggu. Hari
pertama aku hanya duduk dan memperhatikan petuah para dosen. Aku ingat sekali saat
itu aku ingin membalikan badan, mengudurkan diri menjadi seorang mahasiswa
kedokteran, padahal keinginan menjadi seorang dokter pure keinginanku sendiri
tanpa unsur paksaan dari siapapun termasuk orang tuaku.
Entah karena petuah apa
yang disampaikan dosen tersebut, yang jelas beliau mengingatkan:
“Bila ingin menjadi seorang dokter itu harus
rajin dan pintar juga jago bahasa inggris karena teksbook yang update ya
berbahasa inggris, jadi dokter itu ngga mudah banyak tuntutannya, kalian harus
belajar sepanjang hayat..bla..bla..bla..kalo kalian merasa tidak sanggup
silahkan balikan badan kalian, silahkan mengundurkan diri sebelum kalian
memulianya dan melangkah lebih jauh”
Jlegggg…..aku ingat sekali apa
yang aku pikirkan saat itu,
AKU HARUS BALIK BADAN..AKU HARUS MENGUNDURKAN DIRI..AKU
TAU AKU NGGA PINTAR..BAHASA INGGRISKU JELEK..YA..AKU HARUS KABUR..
Dosen tersebut sejenak berhenti
berbicara, memberikan waktunya untuk kami sejenak berpikir dan mempertimbangkan
tawarannya. Aku menerawang, memandangi teman-teman baruku yang berjumlah 300
yang berbalut baju putih dan bawahan hitam. Apakah kalian ada yang ingin
menemaniku untuk mengundurkan diri??, tanyaku dalam hati. Ekspresi mereka
beraneka, ada yang tetap asik mengobrol ada yang hanya diam dan menundukan
kepala mungkin sedang merenungkan juga tawaran dosen tersebut ada pula yang
tidur.
Nyatanya tak ada seorang pun yang melangkah, aku pun masih duduk dan
coba mengalahkan pikiran pengecut yang terus menakutiku. Jujur..saat itu alasan
yang paling kuat membuatku bertahan adalah : uang bangunan yang ngga mungkin
bisa kembali meskipun aku mengundurkan diri, hahhahaa…..ternyata aku begitu
pengecut. Kalah oleh suatu materi. Tapi baguslah..minimal ada satu alasan ini
sehingga aku bisa menjadi seorang sarjana kedokteran tahun ini.
Aku tak akan lupa kejadian
tersebut..mungkin hari itu hanya aku yang berpikir sepengecut itu. Hanya dengan
gertakan aku hampir kehilangan cita-citaku sejak kecil. Padahal sebelum aku
mendaftar dulu bapak selalu menanyakan keseriusanku mengambil fakultas
kedokteran.
Bapak : serius mau jadi dokter??jadi
dokter lama lho belajarnya..ndungkan bosenan orangnya. Sodara kita ada yang
pernah di DO dari YARSI lho gara-gara jelek nilainya..jadi ngga boleh main-main
kuliahnya
Aku : ia serius kok..ndung bakal
belajar bener-bener..ngga akan berhenti tengah jalan, kan bayar kuliahnya juga
mahal..hahhahhah
Bapak : ok kalo gitu..
Nyatanya aku mampu melewati masa
kuliah, Alhamdulillah dengan lancar dan nilai yang ngga jelek-jelek banget
pastinya. Tak terasa sekarang aku sudah masuk ke dunia KOAS, tahap
terakhir untuk mengapai cita-citaku. Tapi cita-citaku sudah berubah sekarang,
bukan hanya ingin menjadi seorang dokter, tapi aku harus menjadi dokter
spesialis meskipun masih bingung sih mau ambil spesialis apa karena aku baru
merasakan 2 stase di koas, yang pasti aku harus menjadi spesialis..so, dunia
koas mungkin tahap akhir untuk mewujudkan mimpi sejak kecilku tapi merupakan
tahap awal untuk mimpiku yang sekarang. Bismillah…semoga dimudahkan olehNya.
Ketika aku menonton rekaman
wisuda tersebut aku merasa hidup berlalu begitu cepat..aku telah melewati wisuda
TK-SD-Pondok (SMP+SMA)-SARJANA….
Benar kata Quraish Shihab (Manajemen
Hati) : hidup adalah SABAR dan UJIAN.
Semua yang kita alami di dunia
ini adalah ujian, ujian yang pasti mampu kita lewati, sebagaimana firman Allah
SWT :
”Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kemampuannya” (QS Al Baqarah : 286)
Seperti sifat pengecutku tersebut…alhamdulillah
aku bisa melewatinya.
Dan untuk melewati ujian tersebut,
SABAR adalah solusinya.
Berusahalah dengan sabar,
selesaikanlah ujian tersebut dengan sabar. Insya allah hasilnya pun akan
bermanfaat dan sesuai dengan yang kita inginkan.
Terima kasih atas gertakannya
wahai dosenku, hal tersebut mengingatkanku akan kekurangan yang ku punya yaitu
: AKU BUKAN ORANG PINTAR APALAGI JENIUS, sehingga ku sadar untuk menyelesaikan semua ujian yang
ku jalani adalah mengunakan waktu ekstra untuk terus belajar, meski kadang suka
mepet pas mau ujian..hhaahha…minimal aku tau solusinya untuk menyelesaikan
ujian tersebut hingga mendapat hasil yang memuaskan yaitu RAJIN dan pasti untuk
RAJIN butuh SABAR, bukan begitu??hiihihiihih…
_sedang menikmati stase
libur, di sela-sela dunia KOAS_