Stase radiologi kelar.. J
Salah satu stase kecil yang baru
aq jalani setelah sebelumnya 10 minggu merasakan stase anak.
Meskipun radiologi itu stase
kecil tapi aq merasa malah lebih berat di banding stase anak, why??
Bayangin aja selama 3 minggu
harus pulang sore bahkan malem, hari pertama aja udah pulang setengah 8
coba..pfuiihhhh…padahal waktu stase anak kalo lagi shift pagi poli atau IGD jam 2 siang aja dah bisa pulang
kalo lagi ngga ada bimbingan sore.
Tiap rumah sakit mungkin
berbeda..ada juga koas yang merasa bahwa stase radiologi ya stase yang sangat
santai, jam 12 siang udah bisa tidur di kosan tapi ngga buat RSUD.Pasar Rebo
tempat aq menjalani koas.
Di RS ini dokter radiologinya ada
2 : dr. Abdullah Bachmid, Sp.Rad ma dr. Mahyeti, Sp.Rad. Radiografernya lumayan
banyak : ada mas yani, mas tono, mamih, bu tri, bu sri dan banyak lagi.
Kegiata selama 3 minggu di
radiologi jelas berbeda dengan stase anak. Karena ini stase kecil maka jumlah
teman kelompoknya pun sedikit, dari 15 teman ketika stase anak kami di pecah ke
beberapa stase : 6 orang ke stase obgyn, 5 orang ke radiologi, 2 orang ke
anestesi, 1 orang ke bedah, 1 lagi udah kelar koasnya.
Aq ber-5 bareng : noni, mbak
mitha, nurul ma kak cici. Sempat kecewa sebelumnya karena kami berharap bisa menyelesaikan
dulu stase besar tapi mungkin ada hikmahnya juga kami masuk radiologi dulu
salah satunya ya kami bisa belajar lebih mendalam tentang berbagai foto
patologis sebelum di stase besar kami di terror oleh konsulen dengan berbagai
foto rontgen seperti yang sempat aq rasakan ketika di stase anak, ketika di
poli anak dr.Ellen sempet menyuruhku
membaca foto rontgen di depan pasien “fahria coba kamu baca bagaimana hasil
foto ini?”, dengan serius dan sedikit gugup ku coba memperhatikan rontgen
thorax anak tersebut, berusaha merecall berbagai ilmu radiologi yang sempat ku
dapat di kampus. “kotor dok, ada infiltratnya”, ok fine..otakku buntu dan aq
hanya bisa menduplikat ucapan konsulen anak bila membaca foto rontgen pada
pasiennya yang dinyatakan positif terinfeksi atau sakit TB. Untungnya dr.Ellen
tau kalo aq belum menjalani stase radiologi, jadi beliau cukup maklum dengan
otakku yang standar dalam membaca rontgen dan beliau menjelaskan “kalo
anak-anak segini bersih, corakannya aja yang kasar, masih normal ini”.
Itulah salah satu alasan yang
membuatku senang masuk radiologi dan mengubur kekecewaan karena tidak ke stase
besar.
Hari pertama di stase radiologi
terasa sangat hambar sekali, wajarlah setiap pindah tempat pasti butuh waktu
untuk beradaptasi. First day is introduction day. Kenalan ma kedua konsulen
tersebut. Kenalan ma para radiographer dan karyawannya. Kenalan ma alat-alatnya
dari mekanisme sinar X, USG dan CT-Scan. Hari pertama adalah hari yang sangat
membosankan, karena sepanjang hari setelah berkenalan kami hanya disuruh untuk
membaca “kalian baca BAB 4 ya, tentang fisikanya”, pesan dr. bachmid. Belum
sampai sejam pun kami sudah bosan, sekilas ku perhatikan perkerjaan dokter
radiologi yang hanya duduk dan membaca tumpukan foto, sesekali melakukan
USG,IVP atau HSG. Krik..krik…apa mereka tidak bosan ya??? Pulangnya pun sore
sekali, tergantung jumlah foto juga..hari pertama ini kami pulang setengah
8..oh god, hari pertama aja sudah semalam ini gimana besok-besok
y..pfuiiihhh..sebenernya kami sudah disuruh pulang oleh kedua konsulen ini
“koas sampe jam 4 sore aja, pulang aja sana kalian”. Tapi tetep aja kami kekeuh
ngga mau pulang sebelum konsulen kami pulang. Soalnya inikan hari
pertama..harus terkesan baik dong..hihiihih..Dr.Bachmid sudah pulang sejak sore
tadi, beliau selalu pulang lebih awal memang dibanding dr.mahyeti karena beliau
selalu datang lebih pagi, sedangkan dr.mahyeti jam 12 siang baru datang karena
paginya bekerja di cisarua-bogor.
Hari ke dua berjalan cukup baik.
Pulang sore juga sih..tapi hari
ini kami sudah diajarkan membaca thorak normal..dan lumayan dah akrab ma
karyawannya..yesss..adaptasi berjalan cepat. Wajar sih, emang aslinya orangnya
pada baik-baik sih J
Minggu pertama ini kami cukup
belajar toraks..dari yang normal dan berbagai kelainannya baik masalah paru
seperti tb, pneumotorak, efusi ma masalah jantung.
Dan tetep pulang
sore..hahhaha…maklumlah, konsulennya hanya 2 sedangkan tugas mereka sangat
banyak, jadi mereka harus menyelesaikan tugas mereka dulu baru deh ngajarin
kami. Selain bimbingan, kami juga dibolehkan membaca foto-foto baru dan
mendeskripsikannya hingga ke diagnosis. Kami tulis di kertas kosong terus di
selipin deh di lembar fotonya nanti di koreksi ma konsulen kami. Selain
foto-foto rontgen, kami juga ikut setiap kosulen melakukan USG, HSG atau IVP.
Ada cerita lucu ketika suatu hari
kami ikut dr.bachmid mau USG seorang kakek-kakek.
Kami berlima masuk ke ruang USG.
Kakek tersebut sudah berbaring di kasur pemeriksaan. Dr.bacmid sedang mengetik
identitas kakek tersebut. Untuk mempersingkat waktu, aq meminta kakek tersebut
menaikan bajunya dan menurunkan celananya sebagaimana yang biasa diperintahkan
pada pasien yang akan di USG.
Tetapi kakek itu hanya menaikan
bajunya, “celananya turunin dikit y kek”, perintahku untuk yang kedua kalinya.
Kakek itu sempat memperhatikan
kami ber-5 dan tetap enggan menurunkan
celananya.
“turunin celananya ya pak”, kali
ini dr.bachmid yang memerintah. Sudah memegang tranduser dan siap memeriksa.
“malu dok” jawab kakek tersebut
sembari menunjukku kami.
Spontan kami berlima langsung
keluar dari ruang USG dan tawa kamipun langsung meledak..wwkkwkkwkw… “kakek
malu”, ucap uyung meniru ucapan kakek tersebut.
Hihiihihi…aq jadi geli sendiri...perasaan
dari kemaren ikut USG baru kali ini ada kakek-kakek yang segitu malunya..maaf
ya kek, kami kan Cuma mau belajar aja..maaf buat kakek risih J
Minggu kedua kami mulai belajar
membaca USG, HSG, BNO-IVP.
Minggu ketiga tambah belajar
CT-Scan trus hari jumat dan sabtunya kami ujian deh.
Ujiannya ada 3 sesi :
Sesi pertama menuliskan gambaran
dan kesan dari 20 foto (2 CT-Scan, 2 USG, sisanya foto thorax, SPN, tulang,
BNO-IVP, colon in loop). Tiap foto kami diberi waktu 5 menit. Tiap 5 menit
salah satu ringtone dari hp dr.mahyeti bakal berbunyi pertanda kami harus
pindah mengerjakan nomor selanjutnya.
Sesi kedua ujian tulis juga 20
soal, bedanya ma sesi pertama soalnya adalah suatu diagnosis dan kami harus
mendeskripsikan. Sisanya pertanyaan tentang mekanisme kerja USG, definisi infra
dan ultrasound, persiapan pasien yang akan di USG dan IVP.
Sesi ketiga lisan, pas dr.mahyeti
lagi USG kami langsung dicecer pertanyaan secara bergantian, “organ apa ini?’
“apa indikasi pemeriksaannya?” dll..setelah USG kami juga disuruh membaca
foto-foto baru, ada yang dapet toraks, SPN, femur, IVP,dll..untungnya masih
bareng-bareng diujinya jadi masih bisa saling lirik…hihiihihi
Yah 3 minggu di stase radiologi
ini sangat berkesan..dari karyawannya yang super duper baik. Pas mau bulan
puasa aja di radiologi ada acara mungahan, kami di ajak makan-makan juga.
Pokoknya karyawannya pada akraban banget deh.
Bakal kangen ma kehebohan bu tri
yang selalu ngegodain dr.bachmid.
Bakal kangen ma dr.bachmid yang
sangat cool tapi sekalinya ngomong selalu bikin kami ngakak.
Bakal kangen ma dr.mahyeti yang
sangat keibuan, meskipun cerewet tapi sangat sabar tiap ngasih kami bimbingan.
Wonder women..yang tiap hari bolak-balik ke cisarua nantangin macet padahal
bawa nyetir sendiri.
Bakal kangen ma pak yani, mas
tono, bu sri dan para radiographer lain yang selalu baik ma kami. Mengizinkan
kami ngacak-ngacak foto sebelum diberikan pada pasien.
Bakal kangen ruangan kecil tersebut,
beberapa light box, yang menjadi saksi bisu di kala jenuh menghampiri, mata
perih melototin foto-foto mencari infiltrat, bercak, mendeskripsikan puluhan
foto di ruangan tersebut.
Bakal kangen berbagai ekspresi
kalian (noni, uyung, mbak mitha, kak cici) dari yang seneng karena bener
menuliskan hasil foto sampe Cuma bengong karena telah paanjang lebar
mendeskripsikan foto dengan berbagai kelainan eh nyatanya foto itu hanya
variasi normal saja..hahahhaha…
Bakal kangen tempat shalat di
ruang belakang..tempat kami sejenak melepas lelah dan kadang sampai tertidur
pulas disana.
Radiologi mungkin hanya sebatas
foto hitam-putih dengan berbagai gambaran serupa. Tetapi logikalah yang dapat
memecahkan hal serupa tersebut menjadi berbeda.
Seperti hidup ini..mungkin hidup
sebatas bangun-makan-shalat-mandi-kuliah/kerja-main-jalan2-tidur lagi..hidup
kita dengan orang lain mungkin serupa..bedanya bagaimana kita mengunakan logika
untuk mengambil hikmat dari setiap detik yang telah berlalu J
makan bareng di radiologi |
foto-foto pas lagi suntuk..ssshhhh..jangan sampe dr.bachmid tau..hahaha |
mau pulang..tapi ngga ada yang berani izin..hahhaa.. |
di sinilah tempat kami menghabiskan waktu selama 3 minggu..dari baca foto, bimbingan sampe ngga sadar tertidur..hahha |
buku hitam..buku dewanya stase radiologi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar